Benarkah, “Mitos”Terjadi Musibah di Balik Tradisi Silek Panyudon Bila Tidak di Laksanakan ?

JurnalOne.com, BANGKO – Silek Panyudon adalah adegan antraksi tahunan masyarakat 60 segalo batin Rantau Panjang Tabir, Merangin, Jambi, menandai berakhirnya hari besar seperti hari raya Idul Fitri, Sabtu (12/04/2025).

Biasanya, agenda ini dilakukan dihari ke 10 pada bulan Syawal yang melibatkan tokoh tokoh penting adat setempat.

Menariknya, dibalik Silek Panyudon ini terdapat Mitos apa bila tidak dilaksanakan, maka masyarakat setempat percaya bakal terjadi musibah atau bencana.

Jika kita ambil arti “Mitos” itu hanya merupakan cerita rakyat yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan untuk mengatur manusia.

Akankah mitos itu terjadi? Hanya masyarakat Rantau Panjang Tabir yang lebih mengetahui itu.

Wakil Bupati Merangin A Khafid Moein juga bangga saat membuka secara resmi acara Silek Penyudon Sidah Batabuh Dusun Baru, di Rumah Tuo Rantau Panjang Kecmatan Tabir, Kamis malam (10/04/2025) kemaren.

Wabup menganggap masyarakat Tabir, telah menyelamatkan budaya yang tak ternilai dimiliki Kabupaten Merangin.

‘’Silek Penyudon ini merupakan kebanggaan Kabupaten Merangin, terutama masyarakat Dusun Baru Rantau Panjang,”ujar Wabup.

Wabup juga mengakui, terdapat mitos dan fakta menyertai tradisi tersebut, jika tidak dilaksanakan akan menimbulkan keburukan-keburukan yang bisa terjadi.

Acara Silek Penyudon Sidah Batabuh Dusun Baru itu, diakhiri dengan Parade Tengkuluk, dimana gadis-gadis Rantau Panjang Tabir berbaris mengenakan kain dan tengkuluk, yang merupakan busana khas Rantau Panjang Tabir.

Hadir pada kesempatan tersebut,  General Manager Geopark Merangin Dr Agus Zainuddin, Asisten II Setda  Merangin Suherman, Kadis Diknas Henizor, Kadis Perhubungan Sobraini, Kadis Perkim Dedy Chandra, Inspektur Merangin Defi Martika.(*)

Sumber/Kominfo Merangin